Ojo Dumeh merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang memiliki arti: “ojo”=jangan; dan “Dumeh”=mentang-mentang. Ojo dumeh
menyarankan kepada kita agar jangan sampai berlebihan dalam
berperilaku. Berlebihan dalam hal ini bisa dalam bentuk kekayaan,
keahlian, jabatan, ketampanan atau kecantikan, kepopuleran, ataupun
keturunan.
Tiap orang tua yang berasal dari Jawa mungkin akan mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mengetahui istilah ojo dumeh ini. Sebab dalam kenyataan sekarang ini banyak orang yang suka memamerkan segala sesuatu yang terjadi atau yang sedang dialami. Orang mengistilahkan dengan selfie. Kegiatan foto-foto dengan kamera hp kemudian diupload ke media sosial seperti instagram, facebook, line, Whatsapp, twitter, youtube, google+ dan lain sebagainya, seolah ingin memberitahukan kepada dunia bahwa inilah saya.
Ojo Dumeh, biasanya juga berkaitan dengan istilah yang lainnya dengan istilah Ojo Gumunan, dan Ojo Kagetan. Tiap orang tua hendaknya mengajarkan ketiga hal ini kepada anak cucunya bisa secara langsung ataupun tidak langsung dengan memberikan contoh nyata dan tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai anaknya menjadi orang yang suka
mentang-mentang dan harus selalu menghargai yang lainnya, punya kepedulian diri terhadap
sesama manusia, lingkungan sekitar, dan kepada Sang Pencipta.
Ojo Dumeh adalah pembatas bagi seseorang ketika ia sudah dihinggapi “dumeh” dengan segala predikat yang disandangnya. Keseimbangan dalam ojo dumeh yang sering kita dengar adalah kalimat “koyo ngono yo koyo ngono ning ojo koyo ngono”
yang diartikan secara bebas adalah “begitu ya begitu tapi jangan
begitu”. Kandungan makna dari kata tersebut adalah kita boleh saja
menjadi apa yang kita inginkan tapi kita harus selalu ingat bahwa harus
ada keseimbangan antara apa yang telah kita sandang (sebagai
penghormatan diri) dengan penghormatan kita terhadap orang lain.
Keseimbangan tersebut akan menghasilkan: Komunikasi yang baik, sikap
menghargai dan menghormati orang lain, tidak menaruh prasangka,
meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Ojo Dumeh adalah bagian dari upaya untuk mengenyampingkan segenap keinginan pribadi. Orang yang menerapkan falsafah ojo dumeh
akan senantiasa menganggap orang lain pada posisi yang sangat
manusiawi, melaksanakan aturan, menghormati hak orang lain dan menaati
hukum yang ada dalam lingkungan sosialnya. Orang yang menerapkan
falsafah ojo dumeh tidak akan mengorbankan orang lain demi kepentingannya sendiri atau demi mempertahankan kepemimpinannya dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar